Berita duka menggemparkan ranah dunia dota 2 indonesia, kabarnya salah satu grup caster dota 2 indonesia membubarkan dirinya, informasi tersebut di umumkan oleh salah satu pendiri dari Dota 2 TV indonesia Yudi “justincase” Anggi pada situs http://wardindonesia.com/ .
“Halo guys, disini gw Yudi “justincase” Anggi. Dengan post ini gw mengumumkan untuk menutup Dota 2 TV Indonesia (DTVI) dan Watch and Read Indonesia (WARD Indonesia).”
DTVI sendiri sudah seperti rumah bagi para caster ternama seperti “Yota”, “justincase”, dan “Oddie” yang selama 2 tahun turut mengisi berbagai pesta eSports indonesia seperti tournament MGS dan yang lain-lainnya. DTVI juga adalah pelopor bagi bibit-bibit caster yang belakangan ini banyak muncul (salah satunya adalah wadepley guy aka Gabho) karena DTVI lah yang menjadi wadah caster indonesia pertama kali.
Caster ternama saat ini Melondoto dalam status FBnya menanggapi bubarnya DTVI mengatakan kalau “Mereka (DTVI, red.) adalah yang memotivasi dirinya untuk terjun menjadi caster dan momen cast bareng adalah sebuah impian yang menjadi kenyataan)”
Dengan bubarnya DTVI, salah satu kru D2Squad IDGS, Benhard “BMP” Martin Pasaribu berhasil melakukan sesi tanya-jawab perihal bubarnya DTVI, berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan BMP.
Halo yud, gw BMP dari D2Squad pengen ngobrol-ngobrol soal keputusan yang dibuat dtvi dan wards hari ini.
Ya, boleh. Kenapa nih?
Pertama pengen nanya, sebenarnya udah berapa lama D2TVI jalan sampe hari ini?
Dari Oktober 2013 sampe Januari 2015. Eh sekarang udah Februari ya, berarti Februari deh. Berarti kurang lebih udah 1 tahun 4 bulan.
Sebenarnya waktu pertama kali didirikan bersama, siapa aja yang terlibat dan apa visi dari D2TVI itu?
Bareng andi joe dan yota, ya tujuan nya simpel. Untuk.mengembangkan esports terutama dota 2 di indonesia. Dan juga menjadi sarana pembelajaran gamers Indonesia.
Dan sampai februari 2015 ini, sebelum mengumumkan kabar kalau dtvi dan wards tutup, apakah menurut lo sebagai salah satu founder, tujuan tersebut udah berhasil dicapai?
Sudah! Kita lihat memang esports termasuk dota 2 nya sudah berkembang. Makin banyak tournament, berkurangnya casual gamer bertambahnya serious gamer. Plus lagi makin banyak gamer indonesia yang peduli sama eSports, bukan sekedar main dan peduli sama gamenya aja
Setuju banget. Dan dalam perjalanannya, dtvi pernah beberapa kali menjadi EO dalam beberapa turnamen Dota 2, apakah ini juga merupakan rencana awal dari temen-temen founder untuk menjadi Event Organizer (EO) atau ini opportunity yang datang dalam keberlangsungan dtvi?
Itu datang tanpa disengaja, tiba-tiba aja dapet tawaran dari pihak-pihak perusahaan dan akhirnya dijalanin aja. Dari dulu pas GEST sampai terakhir Mineski Pro Gaming League.
Terus bagaimana pengalaman sebagai EO, apa suka duka menjalaninya?
Ya kerennya adalah kita bisa deket banget sama community dan dikenal juga. Kalau pahit nya ya capek banget dan ada 1 yang ga bayar fee kita padahal udah kita urus league nya selama 7 leg sekitar 7 bulan yaitu pihak Mineski.
Kita coba tarik obrolan kita ke scene Indonesia, gimana menurut lo dengan kondisi competitive game di Indonesia? Mengingat sekarang udah banyak banget turnamen online yang diadain oleh banyak pihak (contoh Liga, Barganizer, Indodream, D2ID, dsb)
Sudah berkembang dari segi kuantitas nya bagus, tapi kualitas nya belum terlalu. Kita bisa melihat banyak turnamen yang dibuat oleh organizer amatir yang kita tahu itu hanya untuk mendapatkan uang saja tujuan nya, jadi malah tidak mendukung kemajuan eSports Indonesia.
Ya, apalagi belakangan ini banyak turnamen-turnamen yang lepas begitu aja, begitu tur selesai uang dibawa kaburlah, hadiah ga sesuailah, dsb. Kalo menurut lo, siapa yang harusnya memiliki kepentingan atas regulasi turnamen Dota 2 ataupun game lainnya di Indonesia?
Seharusnya IeSPA (Indonesia eSports Association) yang berkekuatan hukum, tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata sebagai organisasi untuk mengurus permasalahan yang muncul.
Kalo dari kacamata seorang Yudi Anggi, apa fungsi IesPA yang selama ini dirasakan oleh Caster, Player, dan EO turnamen khususnya Dota 2?
Hmm kalau dampak dari iespa nya sih belum ada, yang kita liat cuma perorangan nya aja seperti Andrew Tobias dan Richard Permana
Oh oke, banyak fans yang kecewa dengan kabar bubarnya dtvi, sebenarnya apa yang mendasari keputusan ini?
Sudah ga ada project dan pemasukan, dan juga gw pengen bgt fokus menyelesaikan kuliah. Ada alasan lain tapi itu rahasia dapur.
Apakah ga ada project dan pemasukan ini berhubungan dengan sedang naik daunnya Live Gaming Broadcast atau ada alasan lain yang menyebabkan ini?
Bisa jadi salah satu nya gara-gara kalah sama kompetitor dan juga sekarang gw sendiri di dtvi jadi sangat kekurangan sdm ya jadi ga kondusif terpaksa gw lepas aja
Mungkin mencoba sedikit mengklarifikasi beberapa isu yang muncul, ada yang mengatakan kalau dtvi bubar karena yota memutuskan hengkang dan menerima pekerjaan menjadi Official Caster di RRQ ketimbang membesarkan dtvi, apa ini benar?
Bukan itu kok, kan udh lama yota. Dan yota itu bukan ke RRQ tapi ke Qeon nya dan dia mendapat job sebagai community manager-nya.
Bagaimana rencana kalian berdua ke depannya? Tadi kan lo udh ada menyinggung soal menyelesaikan kuliah, apakah ini artinya justincase akan benar-benar keluar dari dunia esport tanah air atau tidak menutup kemungkinan untuk cast lagi ke depannya apabila ada tawaran baik dari circle community seperti Liga, D2Squad, GoCaster, Indostream ataupun turnamen?
Ya kalo ada duit nya siapa yang ga mau sih. Tapi harus yang worth baru mungkin gw terima, karena keinginan gw buat menyelesaikan kuliah sangat besar dan mungkin membuka bisnis lain
Terimakasih buat waktunya untuk ngobrol bareng BMP. Best of luck buat semua rencana “justincase” ke depannya yaa!
Thanks a lot hahaha!
GGWP bro~ *brofist