Bai 'rOtK' Fan, pelatih Divisi Dota 2 dari VICI Gaming. Sumber foto: Liquipedia
Emosi karena kalah judi
IDGS, Rabu, 12 Desember 2018 - VICI Gaming mendenda pelatih Dota 2 Bai "rOtK" Fan pada hari Senin (10/12/2018) lalu, seiring dengan komentarnya yang bernada menghina kepada tim Dota 2 PSG.LGD. VICI Gaming juga melarangnya melakukan streaming untuk jangka waktu yang belum ditentukan.
Dalam streaming pada hari Senin tersebut pada platform streaming asal China DouyuTV, rOtK terdengar menyumpahi dan memaki tim PSG.LGD karena menyebabkannya kehilangan uang sekitar ¥50,000 RMB (kurang lebih 105 juta rupiah) dari pertandingan di mana ia memasang taruhan untuk kemenangan PSG.LGD saat melawan Natus Vincere dalam turnamen MegaFon Winter Clash Winners Bracket. PSG.LGD sendiri mengalami kekalahan pada pertandingan tersebut.
Rekaman video dari streaming rOtK yang menyebabkan kontroversi tersebut bisa dilihat di sini, dan translasinya kurang lebih seperti ini (penulis tidak menerjemahkan ke Bahasa Indonesia karena merasa kurang pantas):
00:01 - 00:02 rOtK: I'm heading to the dining room to eat
00:07 - 00:08 rOtK: LGD are just a bunch of bastards
00:10 - 00:12 rOtK: They f***ed me over pretty hard
00:13 rOtK: Son of a b*tch
00:14 - 00:17 rOtK: I won like ¥50,000
00:19 - 00:20 rOtK: And then I lost all of them thanks to LGD
00:22 - 00:25 ???: That's a lot! How much did you bet?
00:27 - 00:28 rOtK: ¥20-30 thousand each game
00:30 ???: How many games have you bet on?
00:31 rOtK: A few
00:34 ???: Damn
00:35 rOtK: LGD are bastards
00:36 - 00:37 rOtK: How did they lose to Na'Vi?
00:41 - 00:43 ???: I think LGD lost due to bad drafts, what the f*uck were they playing
Komunitas Dota 2 memang tidak memiliki daftar peraturan untuk mereka yang terlibat langsung dalam panggung profesional gaming. Namun pada tahun 2016 silam, Valve telah memperjelas bahwa seluruh pemain profesional Counter-Strike: Global Offensive dilarang untuk memasang taruhan ke pertandingan profesional manapun, sekalipun tim yang mereka bela tidak ikut serta dalam pertandingan di mana mereka memasang taruhan.
Tentunya, secara tidak langsung pernyataan Valve itu secara tidak langsung juga bisa diaplikasikan untuk Dota 2 yang juga dimiliki developer game tersebut.
Kabar tersebut langsung menyebar bahkan menyebut-nyebut rOtK juga bertaruh pada pertandingan profesional Dota 2 lainnya, sebuah pelanggaran yang bagi Valve pantas untuk dijatuhi hukuman larangan seumur hidup.
Akan tetapi, VICI Gaming mengklaim bahwa rOtK tidak memasang taruhan dengan menggunakan pernyataan dari bank bahwa rekening rOtK tidak mengalami perubahan nominal. Namun pernyataan bank tersebut tidak cukup untuk mengeliminasi kemungkinan rOtK terlibat dalam perjudian, karena bisa jadi ia menggunakan rekening lain.
Hukuman yang dijatuhkan VICI Gaming dianggap oleh sebagian orang sebagai langkah antisipasi akan potensi hukuman dari Valve yang sangat mungkin menghukum seluruh tim atas kesalahan sang pelatih.
Ini adalah skandal kedua yang mengguncang komunitas Dota 2 seiring dengan skandal seputar Carlo "Kuku" Palad dan Andrei "skemberlu" Ong yang menggunakan istilah rasis kepada lawannya yang merupakan pemain-pemain asal China. Kuku sendiri akhirnya mundur dari TNC Predator setelah resmi dilarang Valve tampil dalam Chongqing Major pada Januari 2019.
Penulis: Stefanus/IDGS
Sumber: dbltap.com, VICI Gaming/Facebook, vpesports.com, weibo.com