AOV World Cup (AWC) 2018 adalah sebuah kompetisi global yang akan diadakan oleh AOV di Los Angeles, Amerika Serikat. Jika World Cyber Game (WCG) merupakan olimpiade eSports, maka AWC bisa dibilang setara dengan Piala Dunia eSports Mobile MOBA (Multiplayer Online Battle Arena). 12 tim teratas dari empat regional yaitu Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan akan bersaing untuk kejayaan dalam kejuaraan dunia di Los Angeles pada bulan Juli 2018 ini.
Untuk bisa masuk kedalam kuota peserta yang terbatas, peserta harus kompetensi tinggi dalam hal skill pada bidang kompetisi yang diikuti. EVOS Esports sebagai juara liga profesional ASL AOV yang terakhir tentunya memiliki kualifikasi untuk mewakili Indonesia dalam kejuaraan dunia AWC 2018.
Pada tahap kualifikasi di bootcamp yang berlokasi di Bangkok, Thailand, sebelumnya, penampilan EVOS masih belum maksimal dan sementara ini terperosok ke Tier-3 yang sangat disayangkan oleh banyak penggemar AOV Tanah Air. Jika ingin lolos dari kepungan ketat dalam AWC di Los Angeles nanti, EVOS harus melakukan memutar otak serta berani bersaing dengan JT Chinese Taipei yang termasuk dalam Tier-1 dan Saigon Phantom Vietnam yang berada di Tier-2.
Fakta bahwa EVOS telah mendominasi liga profesional ASL selama dua tahun dengan popularitas dan kemampuan yang sangat tinggi. Pendukung EVOS tidak dapat menerima kekalahan EVOS dalam babak kualifikasi kemarin. Mereka bahkan bertanya-tanya, sebenarnya apa yang membatasi penampilan Indonesia dalam turnamen internasional AWC tersebut?
Kegagalan EVOS dalam babak kualifikasi AWC sebenarnya tidak terlalu mengejutkan bagaikan matahari terbit dari timur. Salah satu alasan utamanya adalah durasi perkembangan AOV di Indonesia yang lebih singkat dibandingkan dengan negara lain.
Sebagai game global, waktu rilis AOV di setiap negara berbeda-beda dengan antusiasme yang berbeda pula. Hal inilah yang menyebabkan tingkan perkembangan skill pemain di tiap negara juga berbeda-beda. Di negara lain, AOV sudah menjadi fenomena dalam dunia permainan mobile dengan basis pemain yang sangat besar dan strategi serta taktik yang bervariasi.
Antusiasme para pemain bisa dibilang sangat penting dalam perkembangan suatu game di sebuah negara. Ambil contoh Hong Kong, Macau, dan Chinese Taipei di mana AOV baru diperkenalkan di negara-negara tersebut selama kurang dari dua tahun. Namun karena durasi yang cukup lama membuat antusiasme tinggi, AOV menjadi lebih berkembang di sana dan muncul berbagai model kombinasi serta rantai industri yang rumit seperti "bintang idola+tim profesiona". Selain itu, waktu rilis di negara seperti Vietnam dan Thailand hanya berbeda 1-2 bulan.
Dibandingkan dengan AOV Indonesia yang baru genap berusia 1 tahun serta mulai belajar berjalan, negara lain sudah melewati tahap ini dengan semakin berkembang dan majut pesat. Oleh karena itu, walaupun yang besaing adalah EVOS dengan dominasi kuat di Indonesia, kegagalan untuk sementara waktu ini masih bisa dimengerti serta layak untuk dimaafkan.
Jika menilik pada kekuatan dan potensi eSports di Indonesia sebenarnya terlihat jelas. Hanya dalam satu tahun, Recca Esports dan DDS Esports berhasil memenangkan penghargaan dalam game CS:GO sedangkan TP:NND, BOOM.ID, dan RRQ juga meraih prestasi di Dota 2 serta kompetisi internasional lainnya. Ini sudah cukup untuk dijadikan bukti akan potensi eSports rakyat Indonesia.
Jakarta sudah pernah mengadakan kejuaraan dunia eSports ke-8, GESC Global eSports Championship Dota2 dan akan segera menggelar Asian Games pada bulan Agustus mendatang. Salah satu hal yang menarik dari Asian Games Indonesia kali ini adalah munculnya eSports sebagai cabang olahraga ekshibisi untuk pertama kalinya dalam sejarah Asian Games. Hal ini bisa dibilang merupakan tonggak bersejarah bagi eSports dan tentunya memperlihatkan bahwa eSports di Indonesia sedang booming berkembang.
Jadi, tidak perlu khawatir apakah EVOS menang atau kalah dalam AWC 2018 Los Angeles. Esports Indonesia akan menjadi lebih baik di kemudian hari. Tentunya Indogamers juga berharap agar pihak AOV juga berusaha sekuat tenaga untuk mendorong maju eSports Indonesia dan bekerja keras untuk mengembangkan kekuatan eSports Indonesia agar mencapai puncak secepat mungkin dan menunjukkan prestasi para pemain Indonesia di panggung dunia!
Arena of Valor World Cup (AWC) 2018 akan dimulai pada 18 Juli 2018 waktu Los Angeles.